Makalah OMPK ( Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta kebidanan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh
pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan
Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan
memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah
sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik
dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan
membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic keperawatan.
(Widyapusy, 2011).
Distribusi logistik merupakan kegiatan dan usaha
pengurusan dalam penyelenggaraan penyaluran dan penyampaian kebutuhan logistik
kepada unit-unit kerja yang membutuhkan. Dari pengertian ini dapat ditekankan
bahwa dalam kegiatan distribusi logistik tidak sekedar memberikan atau
menyerahkan logistik kepada unit kerja yang memerlukan, tapi lebih dari itu
dituntut adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang
tepat sehingga tercipta suatu cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam
penyaluran logistik secara teratur, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan,
serta mendukung efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi. (Tatty, 2012).
Kegiatan distribusi logistik pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari proses penyimpanan atau penggudangan logistik, ataupun secara
empirik merupakan satu bagian dari kegiatan penggudangan logistik itu sendiri.
Kegiatan distribusi barang ini pada dasarnya juga merupakan suatu bagian
kegiatan dari serangkaian kegiatan guna pemenuhan kebutuhan logistik bagi
unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, kegiatan distribusi
logistik ini tidak boleh dianggap sepele ataupun remeh dalam penyelenggaraan
kegiatan dalam suatu organisasi, tetapi sebaliknya kegiatan ini harus mendapat
perhatian yang proporsional karena efektifitas dan efisiensi kerja setiap unit
kerja maupun organisasi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh
profesionalitas dalam pegelolaan kegiatan distribusi logistik ini. (Tatty,
2012).
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit
tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi
untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi,
merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem
pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan
berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga
berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum. (Theodorabean, 2011).
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi
kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang
dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga
harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk
mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat
tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional
rumah sakit. (Subagya, 1994).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas
medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan
teknik. (Subagya, 1994).
B. Tujuan
a. Mengetahui
pengertian manajemen logistik/ perlengkapan.
b. Mengetahui
tujuan manajemen logistik/ perlengkapan
c. Mengetahui
implementasi manajemen logistik/perlengkapan pada Bidan Praktik Swasta.
C. Rumusan
Masalah
a. Apa yang
dimaksud dengan manajemen logistik/perlengkapan?
b. Apa tujuan
umum/khusus dari manajemen logistik/perlengkapan?
c. Bagaimana
implementasi manajemen logistik/perlengkapan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan,pencatatan pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan logistic guna mendukung afektifitas
dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa
manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui
tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis
terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku cadang dan barang
dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan.
Sarana dan perlengkapan pelayanan merupakan pendukung yang sangat penting
bagi terlaksananya pelayanan kebidanan kepada klien atau pelanggan. Pada
dasarnya persediaan akan mempermudah jalannya operasi perusahaan pabrik yang
harus dilakukan secara berturu-turut untuk memproduksi barang-barang dan
menyampaikannya kepada konsumen.
Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah
bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen merupakan
suatu pendekatan yang bertujuan meningkatkan efektifitas degan menggunakan
model metematika dan statistic.
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran
dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. Sehingga manajemen
logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan
ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara
efisien dan efektif.
B.
TUJUAN MANAJEMEN LOGISTIK
1.
Tujuan umum
a. Tujuan
operasional
agar tersedia barang / bahan dalam
jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.®Tujuan operasional
b. Tujuan
keuangan
operasional dapat terlaksana dengan
biaya yang serendah-serendahnya.®Tujuan keuangan
c. Tujuan
pengamanan
2.
Tujuan khusus
Mendukung efektivitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan
organisasi
C.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN LOGISTIC PADA PUSKESMAS
Jenis-jenis peralatan dan
perlengkapan pelayanan Untuk melaksanakan puskesma terdapat sejumlah
persyaratan minimal peralatan dan perlengkapan pelayanan puskesmas yang diatur
melalui peraturan pemerintah, Untuk melaksanakan praktik bidan terdapat
sejumlah persaratan minimal dan perlengkapan pelayanan puskesmas n yang diatur
melalui peraturan pemerintah.
Perlengkapan pelayanan puskesmas yang di atur melalui peraturan
pemerintah,yang mencakup
1. Peralatan (steril dan tidak steril)
2. Bahan habis pakai
3. Obat-obatan
4. formulir dan kelengkapan adsministrasi.
D.
FUNGSI MANAJEMEN PERLENGKAPAN
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik
sebagai berikut:
1.
Fungsi
Perencanaan
Pengertian umum
adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi. Perencanaan
adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan,
pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat
keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.
Pengelolaan
logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat
sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting
yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian
terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung
oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan
bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah
ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan
pengawas.
Dalam suatu
kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (
Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf,
perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan uraian tugas masing-masing.Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam
periode-periode sebagai berikut:
a. Rencana jangka panjang (Long
range)
b. Rencana jangka menengah (Mid range)
c. Rencana jangka pendek (Short
range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan
skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang
terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a. Rencana Pembelian
b. Rencana Rehabilitasi
c. Rencana Dislokasi
d. Rencana Sewa
e. Rencana Pembuatan
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan
perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu
skala mata uang dan jumlah biaya.
Dalam fungsi penganggaran,
semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji
lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang
tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji
secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua
perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui
untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka
penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan
terpaksa.
Pengaturan
keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu
kegiatan.Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan
pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah
sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik
pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat
berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah
sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari
Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak
ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran logistik
Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis
kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan
suku cadang.
2.
Fungsi
Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan
dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan
peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang
telah ada dalam batas-batas efisiensi. fungsi pengadaan merupakan kegiatan
untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah
disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus
dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan
berbagai alternatif yang paling
tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan
untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan
perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah
fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan
perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan
sampai dengan pemeliharaan.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik
pengadaan
Kode etik
pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
·
Hubungan
pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap
tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
·
Tidak boleh ada
keterangan orang dalam, kepada siapapun.
·
Memberi batas
kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b. Pelelangan
pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan
pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara
yang ditentukan sebagai berikut:
·
Keanggotaan
panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir
pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab
perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
·
Dilarang duduk
sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek,
pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai
pemeriksa.
·
Panitia
pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
·
Masa kerja
panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk.
3.
Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu
kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat
penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan,
pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang
dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang
lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor-faktor yang perlu mendapat
perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a. Pemilihan lokasi. Aksesibilitas,
utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan,
keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan) Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
·
Barang biasa:
Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
·
Barang khusus:
Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan,
rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi,
kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang,
pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f.
Pengamanan dan
keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian,
tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan
tindakan keamanan.
4.
Fungsi
Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi
merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu
tempat ke tempat lainnya . Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang
antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang
ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
5.
Fungsi
Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau
usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Alasan penghapusan barang antaralain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya.
Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat
diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa
yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang
ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap
atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak
dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Cara-cara penghapusan yang lazim
dilakukan antara lain:
· Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen
yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan
baru.
· Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang
dihapus menjadi barang lain
· Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan
langsung
· Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau
pihak di luar instansi (Pemerintah)
· Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
· Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
6.
Fungsi
Pengendalian
Pengendalian adalah sistem
pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap
langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung. Bentuk
kegiatan pengendalian antara lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lain
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikas cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian
dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai
berikut:
a) Struktur organisasi yang baik
b) Sistem informasi yang memadai
c) Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d) Pendidikan dan pelatihan
e) Anggaran yang cukup memadai
E. MANAJEMEN LOGISTIK OBAT
Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah
dan jenis perbekalan farmasi dan alat kesehatan.
•
Tujuan
Manajemen Logistik Obat di Puskesmas ialah terlaksananya pelayanan obat kepada
masyarakat secara rasional dan menyeluruh.
•
Tujuan
pengelolaan obat adalah
menjamin tersedianya obat dengan mutu yang terjamin, aman, dan tersebar secara
merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat
(Depkes, 2005).
Fungsi nya :
Sistem pengelolaan obat mempunyai 4 fungsi dasar untuk mencapai tujuan
yaitu :
•
Perumusan kebutuhan atau perencanaan (selection)
•
Pengadaan (Procurement)
•
Distribusi (Distribution)
•
Penggunaan (Use)
Keempat fungsi didukung oleh sistem penunjang pengelolaan :
•
Organisasi (Organitation)
•
Pembiayaan dan kesinambungan (Financing and Sustainnability)
•
Pengelolaan informasi (Information Management)
•
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resorces
Management)
Alur manajemen obat :
Perencanaan
:
suatu
proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah
obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas
Tujuan
:
•
Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati
kebutuhan
•
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
•
Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
1. Tahap Pemilihan obat
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan jenis obat yang benar-benar
diperlukan sesuai dengan pola penyakit.
Dasar seleksi kebutuhan obat
yaitu:
•
Dipilih bedasarkan seleksi
ilmiah, medis dan statistik
•
Dipilih untuk menghindari
duplikasi dan kesamaan jenis serta menghindari penggunaan obat kombinasi
2. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat
Untuk
mengetahui pemakaian obat setiap bulan dari masing-masing jenis obat di Unit
Pelayanan Kesehatan/Puskesmas selama setahun. Data pemakaian obat di Puskesmas
diperoleh dari LPLPO.
3.
Tahap
Perhitungan Kebutuhan Obat
Dilakukan
oleh apoteker dan tenaga farmasi di tingkat PKD maupun di UPOPPK Kabupaten/Kota.
Untuk
menetukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui:
•
metode konsumsi
dengan cara
perhitungan berdasarkan atas analisa konsumsi obat sebelumnya
•
Metode morbiditas
dengan cara
kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit
4.
Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat
kegiatan
yang perlu dilakukan pada tahap ini :
•
Menetapkan rancangan stok akhir periode yang akan datang.
•
a = b + c + d – e – f
dengan rumus :
Ket
:
a : Rancangan pengadaan obat tahun yang
akan datang
b : Kebutuhan obat untuk sisa periode berjalan
(sesuai dengan tahun anggaran yang
bersangkutan)
c :
Kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang
d : Rancangan stok akhir tahun (lead
time dan buffer stock)
e : Stok awal periode berjalan/stok per
31 Desember di Unit Pengelola Obat GFK
f : Rencana penerimaan obat pada
periode berjalan (Januari - Desember)
•
Menghitung rancangan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan cara
sebagai berikut :
a.
Melakukan analisis ABC – VEN (vital, esensial, non esensial)
b.
Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan anggaran
yang tersedia
c.
Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan berdasarkan 10
besar penyakit.
5. Tahap Penyesuaian Rencana Pengadaan Obat
Berdasarkan
dana yang tersedia adalah dengan cara analisa ABC dan analisa VEN (Vital,
Esensial, Non Esensial).
ANALISIS ABC :
•
Kelompok A
kelompok jenis obat yang jumlah rencana
pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 70 % dari jumlah dana obat
keseluruhan.
•
Kelompok B
kelompok jenis obat yang jumlah rencana
pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 20 % dari jumlah dana obat
keseluruhan.
•
Kelompok C
kelompok jenis obat yang jumlah rencana
pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 10 % dari jumlah dana obat
keseluruhan.
ANALISIS VEN :
•
Kelompok V
kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital),
yang termasuk dalam kelompok ini: obat penyelamat (life saving drug),
obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi
penyakit penyebab kematian terbesar.
•
Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin,
insulin dan obat jantung.
•
Kelompok E
kelompok obat-obat yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit (kausal).
•
Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat
gastrointestinal, NSAID dan lain-lain.
•
Kelompok N merupakan kelompok jenis obat-obat penunjang
yaitu obat yang berkerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan
kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan.
•
Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin, suplemen
dan lain-lain.
Permintaan :
Tujuan :
memenuhi
kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola
penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Beberapa hal dalam permintaan:
•
Kegiatan
a.
Permintaan rutin
b.
Permintaan khusus
c.
Permintaan obat dengan LPLPO
d.
Permintaan obat ditunjukkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Instalasi Farmasi
•
Menentukan jumlah permintaan
obat
a.
Data yang diperlukan
b.
Sumber data
Penyimpanan
:
Ø
Tujuan:
agar
obat yang diterima aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan, mutu terjamin
dan mempermudah pengaturan atau administrasi.
Ø
Pengaturan penyimpanan obat :
•
Penerapan Sistem FIFO dan FEFO
•
Obat di susun secara alfabetis
•
Perhatikan suhu, ventilasi, kelembapan, pencahayaan, sifat obat seperti
mudah terbakar, menguap, dll
•
Cairan dipisahkan dari padatan
Distribusi :
Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran
dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub
unit pelayanan kesehatan antara lain :
•
Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas (kamar obat,
laboratorium)
•
Puskesmas Pembantu
•
Puskesmas Keliling
•
Posyandu
•
Polindes
Pencatatan pendistribusian obat meliputi
pencatatan dalam:
•
Kartu Rencana Distribusi
•
Buku harian pengeluaran obat
•
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
•
Surat kiriman obat
Pencatatan
dan pelaporan :
•
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan
di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.
•
Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan
obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan
seluruh pengelolaan obat.
Tujuan Pencatatan dan
pelaporan adalah :
–
Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan
–
Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
–
Sumber data untuk pembuatan laporan
Penilaian
dan evaluasi :
•
Penilaian (evaluasi) dilakukan secara
eksternal oleh supervisor (pejabat setingkat lower manajer atau dilingkungan
DINKES), dengan
melakukan pemeriksaan catatan dan laporan obat, maupun langsung ke gudang penyimpanan dan distribusi
obat) atau dalam rapat rutin/khusus
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor
produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas.
Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi logistik. Lokasi
dipengaruhi oleh:
a.
Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan
tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar, dan daerah produksi.
b.
Biaya pergudangan dan lokasi penempatan gudang
c.
Biaya untuk melakukan dekonsolidasi.
d.
Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan
transportasi
e.
Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi
termasuk biaya dan waktu yang diperlukan.
Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk
menghantarkan kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu
yang tepat dan kualitas yang baik.
Dengan penegelolaan manajemen logistic dan penelolaan manajemen persediaan
yang baik maka tujuan perusahaan bisa tercapai dengan cepat dan tepat. Untuk
itu berbagai tantangan harus benar-benar bisa ditangani oleh suatu perusahaan.
Kegiatan ini harus didukung dengan pelayanan yang baik dan bisa memberikan
kepuasan pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa memberikan manfaat
yang tepat kepada pelanggan.
B. SARAN
Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana
mendapatkan keuntungan yang tinggi dan membuat setiap pelanggan merasa puas
terhadap setiap produknya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan itu diperlukan
planning yang matang baik itu bagaimana mengelola SDA,SDM,manajemen
logistic,manajemen persediaan dan pelayanan pelanggannya,maupun structure
organisasinya. Semua aspek itu harus bisa dijalankan dengan prosedur yang sudah
diterapkan sebagai strategi suatu perusahaan itu. Sehingga apa yang menjadi tujuan
utama sebuah perusahaan bisa tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Maya.2011. http://antena-maya.blogspot.com/2011/11/organisasi-dan-manajemen-kebidanan.html(diunduh pukul 19.27 wib tanggal 13
maret 2013).
ahela, Sitti. 2012. Organisasi
dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: PT Salemba
Komentar
Posting Komentar