Penyampaian Hasil Kegiatan Dan Survey Pelanggan ( mata kuliah Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Masalah kesehatan bagi masyarakat telah menjadi
suatu kebutuhan yang utama, kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima. Seiring dengan meningkatnya taraf
kehidupan masyarakat, maka semakin meningkat tuntutan masyarakat akan
nilai-nilai kesehatan.
Hal ini menjadikan lembaga kesehatan dituntut untuk
meningkatkan kualitas akan pelayanan jasa kesehatan yang lebih baik, tidak saja
pelayanan kesehatan yang bersifat menyembuhkan saja tetapi memberikan kepuasan
bagi konsumen. Salah satu lembaga kesehatan adalah rumah sakit, fungsi rumah
sakit dewasa ini bertambah kearah
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi seiring dengan
berkembangnya ilmu dan teknologi.
Dalam upaya penyembuhan baik bagi konsumen yang
sakit ataupun bagi konsumen yang membutuhkan konsultasi kesehatan dan upaya
pencegahan berbagai macam penyakit serta peningkatan kesehatan. Dalam upaya
mencapai efisiensi penyelenggaraan rumah sakit, upaya pendayagunaan fasilitas
rumah sakit secara lebih baik kini
menjadi salah satu kegiatan pokok. Hal seperti ini belum pernah terjadi di masa
lalu, salah satu upaya pendayagunaan fasilitas rumah sakit.
Menurut Kotler dikutip oleh Ardian (2001:67) alasan
mengapa sebuah rumah sakit sampai harus dipasarkan karena : iklim hukum dan
etika yang berubah cepat, suplai profesional yang banyak, meningkatnya
ketidakpuasan terhadap profesionalitas dan kemajuan teknologi. Kehidupan rumah
sakit dimasa yang akan datang akan bergantung pada kemampuannya untuk memberikan
respon terhadap kebutuhan konsumen melalui pelayanan yang berkualitas. Adanya persaingan antar rumah sakit yang
semakin ketat, maka peningkatan kualitas pelayanan sebuah rumah sakit sangat
penting diperhatikan. Persaingan terjadi bukan saja dari sisi teknologi
peralatan tetapi persaingan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit dicerminkan sebagai jasa
pelayanan kesehatan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen sebagai
pemakai jasa pelayanan rumah sakit. Pelayanan yang diberikan tersebut dipadukan
dengan sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit yang dimulai dengan pelayanan
calon pasien (pra penyembuhan), selama perawatan (proses) dan ketika pasien
meninggalkan rumah sakit (paska penyembuhan) (Ardian, 2001:68).
Pasien akan merasa terpuaskan bila harapan akan
pelayanan kesehatan yang diterimanya memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Terpuasnya pasien dan konsumen rumah sakit akan meningkatkan brand royalty yang
semakin kuat. Pelayanan rumah sakit meliputi fasilitas fisik, fasilitas
perawatan, dan berbagai fasilitas pendukung yang tersedia di rumah sakit
tersebut. Bagi manajemen rumah sakit, mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen adalah hal yang utama, untuk itu manajemen perlu mendapatkan input
dari konsumen berupa harapan akan jasa yang diinginkan (expected service).
Kondisi ini sangat membantu manajemen untuk
mendeskripsikan dan mewujudkan kedalam spesifikasi kualitas pelayanan. Namun
realitas yang ada, terjadi beberapa perbedaan antara harapan konsumen dan
kualitas pelayanan jasa yang diberikan oleh manajemen rumah sakit. Bila
perbedaan ini tidak ditanggapi dengan baik dikhawatirkan akan mengganggu
kelancaran operasional dan reputasi rumah sakit dimasyarakat. Untuk mengatasi
kejadian tersebut manajemen rumah sakit perlu mengantisipasi dengan melakukan
komunikasi dua arah antara pihak manajemen dengan konsumen sebagai pengguna
jasa pelayanan kesehatan sehingga apa yang direalisasikan oleh rumah sakit sesuai
dengan harapan konsumen.
Menurut Ardian (2001:68) untuk dapat menilai tingkat
kepuasan konsumen, ada dua atribut yang diamati dirumah sakit yang bisa dinilai
yaitu :
1. atribut
pertama adalah pelayanan sumber daya manusia yang meliputi
a.
dokter yang bertugas
memeriksa pasien
b.
paramedis terdiri dari
perawat, asisten dokter yang bertugas membantu tugas dokter dan melayani pasien
c.
karyawan terdiri dari
petugas administrasi yang bertugas mendata pasien yang ingin berobat.
2. Atribut
kedua adalah pelayanan lingkungan dan ruangan yang meliputi :
a. ruang
tunggu pasien,
b. sarana
parkir dan
c. kebersihan
lingkungan.
Sedangkan
tanggapan konsumen yang diteliti merupakan dimensi (kriteria) penentu kualitas
jasa pelayanan mengenai keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
keyakinan/jaminan (assurance), empati/perhatian (emphaty), dan bukti langsung/penampilan
(tangible).
Kemudian yang
akan menjadi indikator tanggapan konsumen, yaitu :
·
pertama adalah tingkat
harapan, yang dimaksud disini adalah tingkat penilaian harapan konsumen terhadap fasilitas-fasilitas
atau unsur-unsur pelayanan.
·
Kedua adalah tingkat
kinerja, yang merupakan tingkat penilaian konsumen terhadap pelaksanaan
pelayanan. Kedua indikator tersebut ditujukan kepada sumber daya manusia rumah
sakit yang terdiri dari dokter, petugas penerima (administrasi), perawat dan
petugas lainnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
·
Bagaimana penyampaian
hasil kegiatan dan survey pelanggan yg ada di RSUD ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENYAMPAIAN HASIL
KEGIATAN
Data
temuan yang terkumpul diolah dan dianalisa untuk kemudian di sajikan dalam
bentuk laporan pendek organisasi / unit pelayanan.jika nilai tingkat kepatuhan dibawah
80% maka keadaan ini perlu diperbaiki dengan melakukan intervensi terhadap
penyebab rendahnya tingkat kepatuhan terhadap standar.
B.
SURVEY PELANGGAN
Dilakukan
secara sederhana dengan membuat kuesioner kemudian dibagikan kepada pasien
/kliensambil diminta untuk diisi dan segera mengembalikannya pada kotak yang
tersedia di rumah sakit. Jika ditemukan lebih dari 5 persen pasien/klien tidak
puas,perlu dilakukan tindakan segera untuk mengetahui sebab-sebabketidakpuasan
pasien,misalnya melalui studi kualitatif (diskusi atau wawancara mendalam) atau
menggunakan kuisioner terstruktur melalui wawancara langsung kepada
pasien/klien.
C.
KEPUASAN PELANGGAN
Menurut
Day (dalam Tse dan Wilson) dikutip oleh Fandy (2000:147) menyatakan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Menurut
Engel dikutip oleh Fandy (2000:147) bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila
hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Model
Pengukuran Kepuasan Konsumen Ada empat metode dalam mengukur kepuasan konsumen
(Tjiptono, 2004:210) :
1) Sistem keluhan dan
saran Setiap organisasi yang berorientasi
pada pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman
bagi para pelanggannya guna menyampaikan kritik, saran, pendapat, dan keluhan
mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan pada
lokasi yang strategis (yang mudah dijangkau dan dilewati pelanggan), kartu
komentar (biasanya dikirim melalui via pos ke perusahaan), saluran telepon
khusus bebas pulsa.
2) Ghost Shopping
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan
memperkerjakan beberapa ghost shoppers untuk berperan atau berpura-pura sebagai
pelanggan potensial produk perusahaan dan
pesaing.
3) Lost Costumer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok
agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan atau penyempurnaan
selanjutnya.
4) Survei Kepuasan
Pelanggan Melalui survei perusahaan akan
memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari pelanggan dan juga
memberikan kesan positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para
pelanggannya.
a. Directly
reported satisfaction Pengukuran dilakukan menggunakan item-item spesifik yang
menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.
b. Derived
Satisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut 2 hal utama yaitu
§ tingkat
harapan atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada atributatribut
relevan, dan
§ persepsi
pelanggan terhadap kinerja aktual produk atau perusahaan bersangkutan
(perceived performance).
c. Problem
Analysis Responden diminta mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi
berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran-saran perbaikan.
d. Importance-performance
Analysis Dalam teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan
berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja perusahaan (perceived performance)
pada masingmasing atribut tersebut. kemudian, nilai rata-rata tingkat
kepentingan atribut dan kinerja
perusahaan akan dianalisis di Importance-Performance Matrix. Matriks ini sangat
bermanfaat sebagai pedoman dalam mengalokasikan sumber daya organisasi yang
terbatas pada bidang-bidang spesifik, sehingga perbaikan kinerja bisa berdampak
besar pada kepuasan pelanggan total.
Metode
Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara kuesioner, dimana metode kuesioner adalah cara pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan yang diberikan oleh responden untuk diisi. Melalui kuesioner ini
data yang diperoleh dari jawaban responden diolah untuk mengetahui
atribut-atribut manakah yang memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi. Metode Pengukuran Data Dalam penelitian memakai
skala likert dengan ketentuan ujung kiri dengan angka rendah menunjukkan suatu
jawaban yang negatif sedangkan ujung kanan dengan angka besar menunjukkan
menunjukkan suatu jawaban yang positif:
Sangat
Tidak Setuju (STS)
Tidak
Setuju (TS)
Netral
(N)
Setuju
(S)
Sangat
Setuju (SS)
(STS) |
(TS) |
(N) |
(S) |
(SS) |
|
|
|
|
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metode
Analisis Data Metode pengukuran kepuasan
konsumen dengan menggunakan survey kepuasan pelanggan, alat analisis yang
digunakan adalah model Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy, 1998:38)
peralatan
medis memadai seperti stetoskop, tensi meter, alat suntik sebesar 80%, ruang
periksa pasien bersih, nyaman dan luas sebesar 80%.Semua variabel tangible
adalah tidak puas. Indikator dengan nilai terkecil sarana area parkir yang luas
dan nyaman.
Reliability
Indeks Kepuasan Konsumen dengan dimensi reliability indikatornya meliputi
dokter mempunyai kemampuan dalam pengobatan terhadap pasien sebesar 85%,dokter,
perawat, petugas administrasi datang tepat waktu sebesar 70%, prosedur
pemeriksaan mudah dan cepat dalam melayani pasien sebesar 80%. Semua variabel
reliability adalah tidak puas. Indikator dengan nilai terkecil dokter, perawat,
petugas administrasi datang tepat waktu.
Responsiveness
Indeks Kepuasan Konsumen dengan dimensi responsiveness indikatornya meliputi
dokter, petugas administrasi mempunyai keinginan untuk memberikan pelayanan
kepada pasien sebaik mungkin sebesar 85%, dokter tepat dalam memberikan resep
kepada pasien sebesar 85%, petugas administrasi cepat tanggap dalam menerima
setiap pasien sebesar
70%,
Semua variabel responsiveness adalah tidak puas. Nilai terkecil pada indikator
dokter tepat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Empathy
Indeks Kepuasan Konsumen dengan dimensi empathy indikatornya meliputi dokter
memberikan penjelasan tentang penyakit pasien sebesar 84%, dokter dan perawat
memperhatikan keluhan dan penyakit pasien sebesar 75%, ada hubungan komunikasi
yang baik antara dokter dan pasien sebesar 89%, petugas administrasi sopan dan
ramah dalam menerima dan mendata pasien sebesar 80%. Semua vaiabel empathy
adalah tidak puas. indikator dengan nilai terkecil dokter memberikan penjelasan
tentang penyakit pasien.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil kegiatan untuk survey pelanggan menggunakan kuisioner, sedangkan yang telah dilakukan mengenai kinerja dan
harapan pasien terhadap kualitas pelayanan jasa di RSUD Salatiga Semarang, maka
dapat disimpulkan secara keseluruhan Indeks Kepuasan Pelanggan menunjukkan
ketidakpuasan pasien rawat jalan terhadap kinerja RSUD Salatiga Semarang sehingga
pihak Rumah Sakit perlu memperbaiki
seluruh kualitas pelayanan terutama yang perlu mendapat perhatian adalah area
parkir yang kurang memadai, dokter, perawat dan petugas administrasi sering
terlambat datang, dokter tepat dalam memberikan resep kepada pasien, dokter
memiliki pengetahuan yang luas dalam menjalankan profesinya, dokter memberikan
penjelasan tentang penyakit pasien.
B.
SARAN
Berdasarkan
simpulan tersebut maka saran yang bisa diberikan untuk RSUD Salatiga adalah :
a. Bahwa
semua dimensi kualitas jasa (Tangible, reliability, responsiveness, assurance,
empathy) terdapat kesenjangan antara harapan dan kinerja maka perlu mendapat perhatian yang lebih.
b. Secara
umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari kelima dimensi kualitas jasa
adalah :
§
Pada dimensi tangible
yang perlu perbaikan adalah ruang tunggu pasien bersih, nyaman dan luas, sarana
area parkir luas dan nyaman, penampilan dokter, perawat, petugas administrasi
rapi dan bersih, peralatan medis memadai seperti stetoskop, tensi meter, alat
suntik, ruang periksa pasien bersih, nyaman dan luas. Dengan memperbaiki
seluruh variabel pada dimensi tangible maka pasien merasa nyaman, ruang parkir
semakin luas, pakaian petugas medik semakin rapi dan bersih, peralatan medis
semakin lengkap.
§
Pada dimensi
reliability yang perlu perubahan adalah dokter mempunyai kemampuan dalam
pengobatan terhadap pasien, diagnosis dokter terhadap penyakit pasien terbukti
akurat, dokter, perawat, petugas administrasi datang tepat waktu, prosedur
pemeriksaan mudah dan cepat dalam melayani pasien. Alasan rumah sakit perlu
merubah semua varibel agar dokter meningkatkan kemampuan dalam mengobati
pasien, dokter dapat mendiagnosis penyakit pasien lebih akurat, dokter, perawat dan petugas
administrasi datang lebih tepat waktu,
pasien lebih mudah mengikuti prosedur pemeriksaan di rumah sakit.
§
Pada dimensi
responsiveness yang perlu disarankan adalah dokter, petugas administrasi
mempunyai keinginan untuk memberikan pelayanan kepada pasien sebaik mungkin,
dokter tepat dalam memberikan resep kepada pasien, petugas administrasi cepat
tanggap dalam menerima setiap pasien, petugas administrasi mampu mendata pasien
dengan cepat. Alasan menyarankan rumah sakit untuk memperbaiki semua variabel
responsiveness supaya petugas medik dalam memberikan pelayanan kepada pasien
lebih baik, dokter lebih teliti dalam memberikan resep, petugas administrasi
lebih respon dalam menerima pasien, petugas administrasi lebih cepat dalam
mendata pasien.
§ Pada
dimensi assurance yang perlu dicermati adalah dokter memiliki pengetahuan yang
luas dalam menjalankan profesinya, dokter dan perawat memiliki reputasi yang
baik dalam menjalankan tugasnya, petugas administrasi cepat dan teliti dalam
mendata setiap pasien, dokter, perawat dan petugas administrasi mempunyai sifat
yang dapat dipercaya oleh pasien dalam menangani keluhan pasien. Alasan
mencermati seluruh variable assurance supaya dokter memiliki profesionalisme
yang tinggi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang dokter,
dokter dan perawat lebih meningkatkan reputasi dengan memberikan pelayanan yang
semaksimal mungkin kepada pasien, pasien merasa puas dengan ketelitian sehingga
menghindari kesalahan dan kecepatan
dalam melayani pasien supaya tidak menunggu antrean terlalu lama, petugas medik
menunjukkan sifat yang baik dan berwibawa sehingga pasien mempercayai segala
tindakan petugas medik sudah sesuai dengan harapan pasien.
§ Pada
dimensi empathy yang perlu dilakukan adalah dokter memberikan penjelasan
tentang penyakit pasien, dokter dan perawat memperhatikan keluhan dan penyakit
pasien, ada hubungan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien, petugas
administrasi sopan dan ramah dalam menerima dan mendata pasien. Alasan rumah
sakit perlu melakukan perbaikan agar pasien lebih memahami penyakit yang
dideritanya, pasien merasa mendapat perhatian yang penuh, komunikasi yang baik
membantu pasien untuk lebih mengerti dan memahami semua petunjuk dokter, pasien
merasa diperhatikan tidak hanya karena kewajiban petugas tetapi dengan
kesungguhan petugas administrasi dalam melayani setiap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,
Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset. Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta:
PT. Binarupa Aksara.
Barry, R. 2000.
Service Management and Operation. Second edition. new Jersey : Prentice-Hall.
Harahap, P.
2003. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan Hidup, dan Lokasi Strategis
Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Soewondo Kabupaten Kendal.
Jurnal Ekonomi Perusahaan Vol. 10, No. 2, Hal:128-147.
CONTOH LAMPIRAN SURVEY PELANGGAN
Komentar
Posting Komentar